Selasa, 06 Desember 2011

Peran MAMAK digeser Google dan FB, Benarkah?

Terinspirasi dari status teman di akun facebook. “ Peran mamak dan system kekerabatan di Sumatera Barat telah menipis. Karena google adalah tempat bertanya yang paling komplit, dan FB tempat berberita yang paling asyik”

 

Status ini mungkin hanya gagasan iseng yang berusaha menarik perhatian para facebooker. Dan itu cukup berhasil karena beberapa orang temam-teman langsung memberikan komentar yang beraneka ragam. Dari komen yang masuk diantaranya ada yang bertanya apa sih sukunya Google dan FB. Ada yang berkomentar mengembalikan para komentator pada pemikiran awal bahwa dalam adat minang “Anak di pangku kamanakan di bimbing, Pangku jo pancarian dibimbimbing jo (harato/kato pusako).

Terkadang status –status iseng seperti itu bisa menjadi sebuah ladang diskusi yang mengasyikkan. JIka ditilik lebih jauh Mamak (saudara laki-laki dari ibu atau Paman dalam bahasa Indonesia) di Sumatera Barat adalah orang yang paling bertanggungjawab terhadap kemenakan (anak dari saudari perempuannya) setelah orang tua kandung. Karena mamak dan kemenakan mempunyai hubungan pertalian darah, maka tentu saja kerjasama keduanya akan membentuk sebuah generasi baru yang lebih baik.

Makanya dalam pepatah Minang anak dipangku dan kemenakan dibimbing adalah pituah yang harus dijunjung tinggi. Ini bermakna setiap Mamak di Ranah Minang bertanggung jawab terhadap anak sebagai darah dagingnya. Membesarkannya dengan harta pencaharian sendiri, dan kemenakan dibimbing dengan harta pusaka, yang sudah diwariskan nenek moyang. Mamak bertanggung jawab mengajarkan kebaikan terhadap kemenakan dengan petuah-petuah pusaka. Baik itu masalah adat, agama ataupun perilaku. Itulah seorang mamak yang ideal dalam system kekerabatan di Sumatera Barat. 

Seorang mamak yang baik adalah pemimpin bagi anak kemenakannya, dan ia bertanggungjawab memimpin anggota keluarganya dari garis keturunan ibu, jika ia mamak rumah atau mamak tunggal (tungganai), jika ia adalah mamak suku maka ia bertanggungjawab memimpin anggoa suku atau kaumnya. Mamak juga bertanggung jawab memelihara harta pusaka yang telah diwariskan secara turun temurun, ia tidak berhak menjual atau menggadaikannya.

Kembali pada status teman saya di FB, jelaslah bahwa google dan FB tidaklah mampu menggantikan peranan mamak dalam system kekerabatan di minangkabau. Mungkin saja ini adalah sindiran halus untuk semua mamak di Sumatera Barat, barangkali saja saat ini mamak sudah melupakan kewajibannya sebagai seorang pemimpin kemenakan. 

Dan pelajaran juga buat kita para kemenakan sudahkah memenuhi kewajiban kita kepada seorang mamak. Seharusnyalah mamak dan kemenakan menjalin hubungan harmonis sehingga tercipta suatu kekerabatan yang sesuai dengan tuntunan adat yang basandi syarak, syarak basandikan kitabullah.

*ditulis Januari 2011

7 komentar:

  1. anak dipangku kamanakan dibimbiang, untuk ambo yo ndak bisa lai do, sabab paja paja tu alah gadih gadih kini, beko ambo dikecek gaek gata !!

    BalasHapus
  2. hahaha batua, jan sampai d gendong pulo kamanaan gadih tu guru hihi..mokasi guru lah jauh2 datang kamari hehe

    BalasHapus
  3. bimbiang pakai tali bagai.. whahahahaha

    BalasHapus
  4. Keluk paku asam balimbiang
    Tempurung lenggang lenggokkan
    Anak dipanggu kamanakan dibimbiang
    Urang kampuang dipatenggangkan
    itulah sepenggal petuah minang yang seharusnya dipegang oleh seorang mamak tetapi sayang...
    tidak semua mamak yang mengerti karena didera tuntutan hidup dan alasan lainnya. Wass. http://senibelajar-pelangi.blogspot.com

    BalasHapus
  5. yup setuju...borju tak semua bisa

    BalasHapus
  6. Emak ku yg satu ini ga kan perneh tergeser oleh apapun....

    BalasHapus
  7. hahahhaha bahgianya aku Moodz hihi

    BalasHapus