Hari
ini aku sedang marah. Perselisihan kecil dengan sahabat membuat
perasaanku menjadi terganggu. Sebenarnya bukan masalah besar hanya
sebuah kesalah pahaman yang berujung pada saling menyalahkan. Dan tak
ada yang mau mengalah, saling merasa benar, dan tak ada yang meminta
maaf. Padahal aku sangat menyayangi sahabatku itu. Bagiku ia adalah
seseorang yang sangat berarti, yang selalu memberi inspirasi untuk
banyak hal. Tapi entah kenapa untuk hari ini tidak ada maaf baginya.
Jika
mau jujur sebenarnya ingin sekali merangkulnya kembali, memeluknya dan
bicara dari hati ke hati. Menumpahkan segala-galanya, Tangisku, marahku
dan segala macam rasa yang menyesak di dadaku. Namun ego ini telah
menggiring kami pada kebisuan yang panjang.
Akhirnya
hari yang kujalani menjadi sangat kelabu. Air mataku tumpah juga, walau
sebenarnya tak harus menangis. Biarlah, untuk sementara aku
ingin menjauh saja darinya. Melupakannya tentu saja tidak mungkin.
Iapun tidak akan sanggup melakukannya. Karena kami telah membinanya
begitu lama. Aku telah menempatkannya di hatiku secara khusus. Apa
mungkin secara perlahan ia akan terhapus dari hatiku? Aku tak ingin
melakukannya. Karena tentu saja tidak mudah menghapus semua kenangan
bersamanya. Karena ia adalah sahabat yang sangat kubanggakan. Jika
kupaksakan juga maka tentu aku akan merasakan sakit, dan harus merawat
luka itu sendiri.
Dibalik
semua kesedihan itu, aku mendapatkan sebuah pelajaran berharga. Aku
berusaha menyembunyikan kesedihan hatiku. Membalutnya denga senyum yang
kubuat seindah mungkin. Tapi sungguh…aku tidak berhasil membuat
orang-orang senang. Ada saja alasan pelangganku untuk tidak jadi
berbelanja. Akhirnya aku tak dapat apa-apa hari ini. Ternyata dalam
berbisnispun, emosi sangat berpengaruh. Aku belajar bahwa suasana hati
sangat menentukan orang-orang akan berbelanja atau tidak.
Meskipun
aku tidak melayani orang-orang dalam keadaan marah, tetapi tetap dengan
senyum yang sangat ramah. Namun mereka bisa membaca aura kesedihan yang
kupancarkan, tentu saja mereka akan merasa sangat tidak nyaman, dan
akhirnya memilih pergi. Ini sangat tidak menguntungkan untuk bisnisku.
Seharusnya aku tidak membiarkan perasaan sedih menggayut terlalu lama.
Karena jika keseringan begitu, ujung-ujungnya aku bisa bangkrut. Dan
usahaku bisa gulung tikar. Jangan samapai itu terjadi.
Aku
harus cepat-cepat mengusir rasa sedihku, karena sepertinya emosi dan
perasaan itu mudah sekali menular. Aku harus menularkan perasaan dan
emosi-emosi positif pada orang lain. Agar mereka juga menangkapnya
sebagai sinyal positif, dan mereka akan dapatkan ketenangan. Da merasa
nyaman jika berada di dekatku. Inilah saat yang tepat untukku bisa
menjual dengan baik.
Semoga ini bisa menjadi pelajaran juga buat anda.
ditulis pada 2o januari 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar