Rabu, 14 September 2011

Tukang Parkir Keren

Apa profesi anda saat ini?anda seorang pekerja professional? Dr, guru, bankir atau anda adalah seorang excekutif muda. Anda sungguh beruntung. Apapun profesi anda, nikmati saja dan bersyukurlah untuk itu. Karena di luar sana, jika anda pernah mengamati orang-orang di sekeliling anda. Banyak yang tidak seberuntung anda.


Berawal dari kegemaran saya memperhatikan orang-orang yang lalu lalang di depan toko. Saya jadi berfikir bagaimana orang-orang bisa bertahan menjalani hidup dengan pekerjaan yang serabutan. Bahkan ada yang memprihatinkan. Suatu hari sesuatu telah menarik perhatian saya. Seorang pria yang kira-kira berusia 35 th. tampangmya lumayan, bersih dan penampilannya cukup parlente. Memakai celana jeans dan kaos atau sesekali kemeja, dengan sandal jepit serta topi pet yang selalu setia bertengger di kepalanya. 

Dia ramah dan senyumnya tak mahal. Karena terlalu sering saya melihatnya. Dia seperti orang yang tidak punya pekerjaan. Rasa penasaran saya muncul. Karena orang baru di sana, sayapun mencari tahu, ternyata dia adalah tukang parkir. Daerah kekuasaannya di sekitar pertokoan saya. Saya langsung bergumam “luar biasa…!” seorang tukang parkir, tapi penammpilannya beda dengan tukang parkir yang biasa saya temukan di tempat lain.

Hampir tidak pernah saya melihatnya berpakaian seragam parkir, atau kaus belel yang lusuh serta kumal seperti yang lainnya. Pria itu malah sebaliknya baju yang dikenakannya bermerk semua. Pernah saya melihatnya dengan kemeja burberry, atau kaus hugo di lain waktu crocodile. “Ah…ni tukang parkir tahu merk juga..” pikir saya. Anda pasti tahu bahkan mungkin juga punya baju-baju dengan merk tersebut. Dan silakan anda tebak sendiri berapa harganya, tapi itu ga penting. Karena saya yakin baju-baju anda pasti lebih mahal dari bajunya Sebab yang anda pakai pastilah yang asli.

Lama mengenalnya akhirnya saya tahu dia adalah seorang bapak dari tiga anak yang masih kecil-kecil. Suatu kali dia datang ke toko saya, dan berniat membelikan pakaian untuk semua anak-anaknya. Anda akan acungkan jempol untuknya. karena semua yang dipilihnya adalah yang terbaik. Dan ternyata waktu itu ia tak punya cukup uang. Karena saya yakin ia bisa dipercaya maka saya membolehkannya untuk menyicil saja. Kesempatan itu saya gunakan untuk bertanya kepadanya

“ Bang, kenapa mau jadi tukang parkir?” Tanya saya.Dia tersenyum, dan tanpa beban ia menjawab “ Saya tak takut malu dek” ujarnya. Singkat jawabannya tapi terselip makna dibaliknya. Apa karena tampangnya cukup oke untuk ukuran seorang tukang parkir? Lalu dia rela malu dicibir orang lain untuk profesinya itu? Makanya ia berkata ia tak takut malu? Mungkin saja benar atau bisa jadi karena alasan lain.

Tapi apapun alasannya di balik jawabannya yang tak takut malu itu saya mendapatkan sebuah pelajaran berharga. Keikhlasannya menjalankan pekerjaannya. Serta kecintaannya pada istri dan anak-anaknya. Dia menikmati pekerjaannya sebagai tukang parkir. Dan tekun ia menjalankannya. Itu semua dilakukannya untuk memenuhi tanggungjawabnya sebagai suami dan bapak dari ke tiga anaknya.

Walaupun hanya tukang parkir tetapi dia menghargai dirinya sendiri. Dengan berpakaian lebih rapi ia mengangkat harga dirinya seolah memberitahukan pada orang lain “ ini aku…! Si tukang parkir keren.” He he ini patut juga ditiru tukang parkir lainnya. Karena bisa saja ia harus memarkir mobil-mobil yang super mewah milik konglomerat atau pejabat negara. Sehingga tidak terlihat kesenjangan yang kentara antara pemilik mobil dan si tukang parkirnya.

Cat. Ditulis pada Desember 2010

4 komentar:

  1. iya iaparku..aku blm sempat pindahin semuanya..
    semua tulisan di sini 2010 semua pak dosen
    y lama2 d K kupindahin
    tq yach

    BalasHapus
  2. makasih mas Faisal
    trimakasih jg ya telah berkunjung
    salam hangat

    BalasHapus