Senin, 01 Agustus 2011

Di Ramadhan ini Cintaku Hilang dan Datang


Beby namanya, gadis manis berlesung pipi senyumnya menawan. Ia selalu menjadi pusat perhatian. Di kampus diantara teman-teman perempuannya dia menjadi sosok yang sangat disenangi. Ia ramah, supel dan juga pintar. Bagi teman-teman lelakinya dia sangat istimewa, karena tak mudah menaklukkan hatinya. 

Sudah hampir 6 semester di kampus, Beby belum pernah telihat punya hubungan spesial dengan salah satu teman cowoknya. Padahal banyak yang mengejar cintanya. Tetapi tak satupun diantara mereka yang menarik hati Beby. Suatu hari secara tba-tiba Beby bercerita padaku. "Dit, aku jatuh cinta!" ungkap Beby dengan malu-malu.

Sontak aku kaget setengah mati, Beby yang selama ini seperti alergi jika bicara soal cowok, tiba-tiba mengatakan sedang jatuh cinta.
"yang bener..? sama siapa Beb? orangnya keren ga?" jawabku memberondongnya dengan banyak pertanyaan.

"tapi kalau aku cerita, kamu janji ya Dit, ini hanya rahasia kita! aku percaya sama kamu!" lanjutnya dengan mimik serius. 

"Ok, siip! pasti donk..kamu bisa andalkan aku!" jawabku dengan semangat 45.

"dia.." Beby cukup lama terdiam sambil memperhatikanku seolah minta persetujuan bahwa aku benar-benar bisa dipercaya. Aku mengangguk dengan cepat. Aku sudah sangat mengenal Beby, dia sahabatku dari SMA. Kami selalu bersama, jika dia merasakan sesuatu akulah selama ini orang yang paling ia percaya. Aku mulai bertanya, "ada apa?"

"Dia, pak Geovani!" lalu memandangku dengan tatapan tanpa ekspresi.

"apa?" aku tak bisa menutupi keterkejutanku padanya. "Pak Geovani dosen kita? jangan ngaco kamu Beb ahh.."

 "aku serius Dita..! kamu mengenalku sudah lama bukan?" "aku jatuh cinta pada pak Geovani. Tepatnya kami telah saling jatuh cinta"

"kami???? maksudmu?" "pak Geovani juga mencintaimu?"

Beby mengangguk pelan. "kami sudah bertemu beberapa kali Dit. Maaf aku baru berani bilang sekarang karena menurutku kamu harus tahu."

Aku hanya menggeleng-gelengkan kepalaku tidak percaya. "Pak Geovani sudah menikah Beb! kamu tahu itu kan? dia juga sudah punya anak. Ingatkan waktu kemarin ada acara inougrasi dia bawa dua anaknya kan?" jelas Dita seolah mengingatkan sahabatnya itu.

"Ya aku tahu Dit, makanya aku sekarang cerita ke kamu. Bagaimana aku seharusnya. Aku terlanjur mencintainya Dit" Beby terlihat lelah dengan menghembuskan nafasnya berat.
"Semua usaha telah kulakukan untuk melepaskan diri dari jebakan cinta yang semu itu. aku sama sekali tak menginginkan itu terjadi, tapi apa boleh buat cinta menyapa ku Dit. Merasuk ke dalam hatiku. Membangun harapan-harapan kosong yang tak kan pernah bisa aku wujudkan."

"Dit, aku tak bisa lagi mengelak seperti biasanya. Aku kalah Dit! aku belum pernah jatuh cinta sebelumnya. Tapi sekali ini, kenapa harus pada seseorang yang tak tepat. Pada sesuatu yang tak seharusnya. Aku tak ingin meneruskannya. Karena itu akan menghinakan aku. Tapi aku juga takut kehilangannya Dit. Dia mengerti aku, Dia memberiku ruang di hatinya. Selain dirimu, dialah sekarang seseorang yang bisa memahamiku Dit. Aku telah berusaha keluar dan membebaskan diri dari  belenggu rindu yang begitu kuat mengikatku."
"Tapi apa kamu tahu Dit? Semakin aku mencoba lepas semakin menyiksa rindu di hatiku. Lalu apa yang harus kulakukan Dit? Aku telah menjerit, sekuat tenaga. Agar lepas beban dalam dadaku. Aku juga sudah menangis sejadi-jadinya sampai airmataku menganak sungai. Aku juga telah lari pada Tuhan, mengadukan semua keluhan dan kegelisahanku. Tapi aku belum mendapat jawaban untuk semua doaku Dit".

Beby terdiam sesaat, airmata telah menggenang di kedua belah pipinya yang halus. Wajahnya kuyu, ia seperti telah kelelahan terlalu lama menanggung derita cintanya. Dita merangkulnya menariknya dalam pelukannya, Dita bisa memahami sakit yang dirasakan sahabatnya itu.

Beby dibesarkan dari keluarga yang broken. Ia kekurangan kasih sayang, terutama sosok ayah. Beby tak pernah benar-benar merasakan hangatnya kasih sayang seorang ayah. Itulah sebabnya Beby tak pernah mau membuka hati untuk laki-laki. Baginya setiap lelaki itu sama, suka menyakiti hati perempuan. Maka ia lebih suka memilih untuk bersahabat saja dengan banyak teman lelakinya.

Sekali ini ia merasakan jatuh cinta, itu sungguh hal yang luar biasa buat Dita. Berita gembira seharusnya, tapi sungguh Dita tidak berharap Beby akan jatuh cinta pada laki-laki yang sudah beristri. Dita juga bisa mengerti mengapa Beby mengagumi pak Geovani, Bohong jika mahasiswi di kampusnya tidak tertarik pada dosen parlente itu. Gagah, kharismatik, bersahaja dan ramah pada siapapun. Barangkali sosok pria yang diidamkan Beby semua ada pada lelaki setengah baya itu.

"Aku mengerti perasaanmu Beb. Tapi itu tak mungkin? kamu tahu kan bagaimana perasaan istri dan anak-anknya jika mereka tahu papanya punya selingkuhan?" "dan maaf Beb, kamu pasti lebih tahu itu!" Ungkap Dita pelan.

"Iya Dit, aku mengerti. Bertahun-tahun mama menyembunyikan lukanya diduakan papa. Sampai aku remaja dan telah mengerti mengapa dingin di rumah kami. Saat tahu ada wanita lain selain mama aku kehilangan papa. Sampai saat ini, meskipun papa tak pernah meninggalkan kami. Terutama aku, papa selalu ada untukku. Tapi aku terlanjur membencinya Dit.”

“Kamu telah mendengar cerita ini berkali-kali. Kamu tahu bagaimana aku terhadap papa." Beby menarik nafas, semua sesak kini menghimpit jiwanya. Apakah benar rasa sakit yang pernah kurasakan, harus kubalaskan pada wanita lain? pantaskah? Beby memburu hatinya dengan pertanyaan bodoh itu.

" Kamu harus berpikir ulang lagi Beb, sebelum jauh melangkah. Sebelum penyesalan panjang menderamu, Kamu tahu apa resiko dari perasaanmu ini Beb. Aku berharap kamu tidak salah mengambil keputusan. Aku percaya kamu bukan wanita yang lemah Beb, maafkan aku seharusnya aku orang pertama yang mendukungmu saat kau merasakan indahnya jatuh cinta. Tapi aku harus jujur Pak Gio bukan orang yang tepat Beb. Percayalah kamu akan menemukan seseorang yang lebih baik dari pak Gio. Kamu harus berani melupakannya. Kamu pasti bisa Beb, aku percaya kamu."

" o ya..Ini sudah mau masuk Ramadhan. Aku ingat papamu Beb! sudah berapa kali Ramadhan kamu mengabaikannya. Sejak pertengkaran hebat di ramadhan 3 tahun lalu, sampai sekarang kamu menyia-nyiakannya. Kamu harus memaafkan papamu Beb. Dan jika kamu mau kita bicara sama papamu soal pak Gio! beliau akan lebih bijak untuk menasehatimu."

Beby hanya terdiam, apa yang disampaikan Dita benar. Jika hubungannya membaik dengan papa, barangkali dia tak butuh pak Gio. "Ahh benarkah? apa ia mencintai pak Gio karena ia merasakan kasih sayang seorang ayah darinya? pantasnya dan harusnya ia!"

Beby menerima usulan Dita. Ini hari pertama puasa Beby telah memutuskan malam ini akan berbuka puasa di rumah papa. Dita akan menemaninya malam ini. Setelah pembicaraan bersama Dita tempo hari, ia pun bisa berpikir jernih. Hal pertama yang harus dibereskannya adalah memperbaiki hubungannya dengan papa. Setelah itu baru ia akan bicara dengan pak Gio.

Beby tampak dewasa sekali malam itu, ia ingin menunjukkan pada papa kalau dia bukan lagi anak kecil yang manja, seperti yang ada di pikiran papa. Dia telah dewasa, bisa memutuskan sesuatu untuk hidupnya.
Berbuka di rumah papa dengan hidangan sederhana. Beby awalnya hanya banyak diam, membiarkan papa bicara banyak dengan Dita. Papa berusaha mencairkan suasana, membuat lelucon-lelucon kecil yang akhirnya memancingnya juga untuk ikut tertawa.

Beby mulai melebur dalam suasana makan malam itu. Sesuatu yang tak pernah ia rasakan selama ini kini mengisi hatinya. Ia merasakan aliran cinta dari papa. Beby menghukum papa dengan segala kesalahan papa di masa lalu. Ternyata itu mengurungnya dalam kesendirian yang ia buat sendiri. Beby baru menyadari malam ini kalau papa sangat menyayanginya.

Asyik sekali mereka bercerita, sampai tanpa sadar Beby bercerita soal pak Gio pada papanya. Semua mengalir begitu saja. Papa menghargai perasaannya pada pak Gio, tetapi  papa tetap menasehatinya. Untuk pertama kali dalam hidupnya ia mendengarkan nasehat seorang ayah. Ingin rasanya ia menangis karena telah durhaka pada papa selama ini.

**
Beby menatap lelaki gagah dihadapannya. Hatinya masih bergetar saat bertemu pandang. Sungguh dia ingin terus bisa berada di sisi lelaki itu. Tapi keputusannya telah bulat “ini harus diakhiri.” 

“Beb..katanya mau bicara sesuatu yang penting?” Pak Gio memecah kebisuan diantara mereka.
“Iya mas, maafkan Beby mas! Beby telah berpikir ulang tentang hubungan kita! Sepertinya Beby tak sanggup lagi untuk meneruskan. Mas Gio baik, tapi Beby  akan menjadi orang yang jahat karena mencintai mas. Beby tak ingin merenggut kebahagiaan keluarga mas Gio”

“Beb, apa yang kamu katakan? Aku mencintaimu Beb!” wajah itu sangat memelas.
“Maafkan Beby mas, kita harus sadar ini cinta terlarang mas! Trimakasih untuk semua kebaikan mas Gio selama ini.”

Pak Gio hanya terdiam, memandangi Beby yang segera berlalu dari hadapannya.
Sampai di rumah, Beby melepaskan tangisnya dalam shalat. Beby larut dalam doanya, Ia kembali membayangkan hari-hari indah beberapa bulan terakhir yang telah dilaluinya bersama pak Gio. Kenangan itu harus segara dihapus dari lembaran hidupnya, pastilah tidak mudah karena pak Gio cinta pertamanya.

Sepertinya Beby mulai sadar bahwa apa yang dilakukannya selama ini tak baik untuk diteruskan. Saat ini Beby ingin mengalihkan cinta semu itu. Pada cinta terhadap Khaliknya. Ia berusaha, dan terus berusaha. Memperbanyak sujudnya, menengadahkan tangan menangis dalam doanya. Berharap Tuhan akan membukakan pintu untuknya, agar ia bisa masuk dan memelukNYA. Ia ingin menjadi kekasih Rabbnya. Ia yakin usahanya takkan sia-sia. Ia percaya akan mampu memberikan cinta yang besar padaNYA. 

Di Ramadhan ini Beby bersyukur, walau harus kehilangan pak Gio tapi ia mendapatkan kembali cinta papanya. Kehangatan yang tak pernah ia dapatkan selama bertahun-tahun. Di Ramadhan ini semuanya menjadi indah. Pada Rabbnya ia bersimpuh, memohon ampunan atas segala dosa yang pernah dilakukannya. Ia selalu yakin dan percaya.Tuhan akan membukakan pintu ampunan untuknya dan DIA akan memberikan yang terbaik untuknya.

Cinta memang unik, dia akan singgah di hati siapa saja. Tapi bukan berarti karenanya lalu hati juga ikut dibutakan untuk melihat sebuah kebenaran. Setidaknya kini hal itu telah dimengerti sepenuhnya oleh Beby. Cintanya hilang dan cinta yang seharusnyapun datang.


Batusangkar, 1 Agustus 2011



Tidak ada komentar:

Posting Komentar