Minggu, 31 Juli 2011

Menyambut Kematian

Suatu hari iseng aku tanyai anak sulungku yang sudah berumur 4,5 th. Aku biasa memanggilnya kakak.
“Kak, kalo Bunda mati gimana ?” Tanyaku.
“kakak akan menangis ” jawabnya enteng.
“kenapa kakak menangis” Tanya ku lebih jauh
“Karena kakak sayang sama bunda” jawabnya lagi.
” Kalau bunda benar-benar mati, gimana ?”
 “kakak cari bunda baru, yang seperti ini (sambil menunjuk tepat dihidungku) yang ada tahi lalat di hidungnya”. Ujarnya.

Aku tertawa mendengar jawabannya, sederhana sekali. Aku hanya berfikir jika itu benar-benar terjadi apa yang akan terjadi pada putri kecilku ini. ia pasti akan sangat kehilanganku. Pikirinku melayang jauh, semua makhluk yang bernyawa di bumi ini akan mati, dan itu pasti. Suatu saat masa itu akan datang juga. 



Jika ingat kematian itu aku kembali bertanya pada diri sendiri. Apa aku sudah siap? Jawabannya mungkin belum. Aku belum punya bekal yang cukup untuk menghadapNYA. Masih terlalu banyak dosa yang menempel di diri ini.

Jika saja dosa itu berbau seperti sampah mungkin tak satu orangpun yang mau mendekat dan berjalan disisi kita. Karena begitu menumpuknya dosa yang melekat pada diri. Dari sekian banyak rutinitas dalam hidup yang kita jalankan. Terkadang kita tak sempat lagi menghitung berapa banyak dosa yang sudah kita perbuat.

Dosa yang kita lakukan kemaren mungkin saja belum diampuni, karena memang kita tak pernah berusaha untuk menghapusnya. Bahkan mungkin hari ini kita masih berada dalam lingkaran dosa itu. Kenikmatan melakukan dosa membuat kita lupa berfikir tentang sebuah kematian. Apalagi jika hidup berada dalam kemewahan dan serba berkecukupan, rasanya kematian itu masih sangat jauh. 

Kematian bukanlah sesuatu hal yang harus ditakuti, mengingat mati berarti mengingatkan kita pada kehidupan abadi di akhirat nanti. Meskipun kita tidak pernah tahu kapan ia akan datang dan menghampiri. Mungkin besok atau bahkan saat ini. Namun melakukan persiapan untuk menyambutnya adalah suatu kewajiban. Segala yang indah di dunia ini adalah semu dan sifatnya hanya sementara. 

Namun tidak dengan kehidupan akhirat, ia kekal dan abadi. Tuhan telah menjanjikan surga yang keindahan dan kenikmatannya tak ada tandingan dengan keindahan dan kenikmatan dunia. Itu hanya akan bisa diraih manusia yang sungguh-sungguh ingin menggapainya.

Selagi nafas masih berhembus, kita punya waktu untuk berbenah. Tak ada kata terlambat untuk terus menjadi yang terbaik. Lakukan persiapan menyambut kematian itu dari sekarang. Karena jika nanti ia datang maka kita benar-benar telah siap.

Desember 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar