Selasa, 26 Juli 2011

Bukan Ibu Rumah Tangga Biasa



Menjadi ibu rumah tangga bukanlah suatu pekerjaan yang mudah. Namun kalau mau menikmati juga akan terasa gampang. Pekerjaan rumah tangga memang tidak akan pernah habis. Mulai dari mencuci, memasak, bersih-bersih, dan belum lagi jika kita punya anak-anak, bahkan bayi yang benar-benar butuh perhatian extra. Duuh..sungguh sangat repot.

pagi hari adalah jam yang paling sibuk bagi seorang ibu. Menyiapkan sarapan si bapak, ngurusin anak-anak berangkat ke sekolah, ketika semuanya sudah selesai ibu akan tinggal di rumah sendirian. Melakukan tugas berikutnya namanya beres-beres. Waktunya untuk menyiapkan makan siang keluarga pun datang setelah selesai harus membersihkan kembali perlengkapan kotor setelah memasak. 



Belum berhenti di situ! ketika sore hari rutinitas akan kembali terasa sibuk,  pada saat itu sang bapak juga sudah pulang dari kantor. Dengan bergegas  ibu akan menyambut kedatangan bapak dengan segelas air putih pelepas dahaga. Bapak akan membuka sepatu, melepas satu kancing baju agar angin segar sedikit bisa membelai tubuhnya yang lelah, kemudian mengeluarkan Koran dari tas kerjanya, “buk..buatkan kopi segelas ya bu..”, ujarnya pada sang istri.

Dengan bergegas si ibu akan pergi ke dapur dan membuatkan bapak secangkir kopi panas, ada goreng pisang yang tadi sempat dibuat ibu maka lengkaplah teman minum kopi bapak sore itu. Sambil dengan santai membaca koran serta sesekali melihat televisi menyaksikan berita terhangat.

Ibu kembali ke dapur melanjutkan pekerjaan yang masih belum selesai, tentu saja tidak lupa memasak air panas untuk mandi bapak sore itu. Begitulah setiap harinya, sampai tengah malam ketika semua anggota keluarga terlelap tidur  ibu masih juga sibuk dengan pekerjaannya, yang artinya ibu adalah orang terakhir yang tidur pada malam itu dan orang pertama yang harus bangun di subuh hari serta membangunkan anggota keluarganya untuk menunaikan shalat subuh.

Sungguh luar biasa pekerjaan seorang ibu rumah tangga, jika saja seorang bapak ingin menggantikan peran seorang ibu dan sehari saja melakukan pekerjaan rumah tangga mungkin sang bapak tidak akan sanggup. Pernah di sebuah acara talkshow di televisi swasta “oprah winprey show” suami-suami di kumpulkan dan selama satu minggu di karantina untuk melakukan tugas rutin istri-istrinya.

Mereka ingin merasakan bagaimana rasanya menjadi seorang ibu rumah tangga, sebuah acara yang sangat menarik menurut hemat saya. Para suami-sumi itu mencoba merasakan dirinya adalah seorang ibu rumah tangga, bahkan mereka juga berdandan seperti istri-istri mereka berdandan.

Lucu juga melihat para pria itu  keluar  dengan make-up plus alis tebal, bahkan yang lebih gila lagi demi sempurnanya peran itu mereka mencabut bulu-bulu kakinya agar terlihat mulus dan cantik dengan hak tinggi, o hoo…saya yakin itu pasti sakit sekali.

Di rumah dengan daster lusuh mereka mulai melakukan rutinitas sang istri memandikan anak-anak, mengantar mereka ke sekolah, belanja ke pasar, memasak, bersih-bersih rumah. Selama satu minggu mereka melakonkan peran sebagai istri dan itu benar-benar berat buat mereka, dan hampir semua mereka mengatakan mereka tidak sanggup untuk melakukannya.

Bahkan ada yang mengatakan bahwa biasanya dia paling benci dengan rumah yang berantakan, menurutnya hal yang sangat mudah membersihkan perabotan rumah tangga dari debu tetapi setelah melakukannya sendiri ternyata tak semudah yang dipikirkannya.

Itulah seorang perempuan mereka melakukan tugasnya dengan baik, bahkan dalam waktu bersamaan terkadang dia juga di tuntut mencari nafkah seperti layaknya seorang pria, Atau mungkin para ibu rumah tangga yang juga bekerja di luar rumah, pasti melelahkan sekali. tapi seorang istri yang baik dan sholeha  akan menjalankan perannya dengan penuh keikhlasan, karena memang dia bukanlah ibu rumah tangga biasa.

Beruntunglah jika anda memiliki suami dengan pekerjaan tetap, urusan mencari nafkah adalah tugas suami. Tetapi bagaimana jika  suami tidak punya pekerjaan, di phk, atau sakit-sakitan. Seorang istrilah yang menjadi tulang punggung keluarga itu sungguh sangat berat, Seorang ekonom   pernah mengatakan pada saat terjadi krisis ekonomi di Indonesia, ibu rumah tanggalah yang mengambil alih peran sebagai kepala keluarga. Mengatur keungan keluarga. 

Seorang ibu rumah tangga dengan sigap melakukan tindakan untuk mencegah keluarga mereka dari kelaparan dengan melakukan pekerjaan apapun yang menghasilkan uang. Mulai dari berdagang kecil-kecilan, menjadi pembantu rumah tangga di keluaga-keluarga kaya, bahkan melakukan pekerjaan berat seperti seorang pria, hingga menjadi TKI ke luar negeri, begitulah perjuangan hidup seorang ibu rumah tangga.

Kita bersyukur dilahirkan sebagai seorang perempuan, karena begitu banyak hal yang dapat kita lakukan. Semua akan dibalas Allah dengan pahala yang setimpal jika kita melakukan dengan penuh kesabaran dan keikhlasan. Inilah jihad kita kepada Allah bukti cinta yang besar. Amin insyaalh Allah meridhai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar