Angin berhembus  cukup  kencang. Mengayunkan dahan dan ranting-ranting pohon yang  menjulang  tinggi,. Langit tampak lebih pekat dari biasa sepertinya  matahari  enggan untuk sekedar menyapa. Sedari pagi tidak merasakan  terikan  matahari jadi terasa aneh, sama anehnya memikirkan kota ini yang  tak  biasa dalam kesejukan. 
Paling tidak ini adalah suasana yang   menggairahkan untuk membawanya sampai juga dikampus ini. Kampus yang   tidak terlalu luas, Karena memang disiapkan untuk mahasiswa non regular   yang jumlahnya tidak terlalu banyak. Juga untuk orang-orang yang  bekerja  di hari-hari biasa dan kuliah di akhir pekan.
Menyaksikan banyak   mahasiswa yang lalu lalang dengan berbagai macam gaya khasnya kaum   intelektual. Mengingatkannya pada masa-masa kuliah dulu. Tak banyak yang   berubah, diktat dan buku-buku kuliah di dalam tas berukuran cukup besar.   Hanya bedanya saat ini hampir semua mahasiswa menjinjing notebook, tentu   saja beberapa tahun lalu kami tidak mengenalnya. 
Ia kembali merasakan   menjadi anak kuliahan. Walaupun suasananya berbeda. Menghabiskan waktu   di ruang kuliah, pustaka, laboratorium. Dan bercanda dengan  teman-teman.  Itu adalah saat-saat yang menyenangkan sekali.
Banyak cerita yang   pernah terjadi di sini. Pernah juga terlibat kisah asmara, perasaan itu   sekarang memenuhi ruang hatinya. Bukan karena dibayang-bayangi masa   lampau, tetapi karena sampai sekarang masih menjadi sebuah cerita yang   tak akan habis untuk di urai. “Ah…dulu aku terlalu egois, untuk sekedar   mengakui perasaan” gumamnya lirih seolah ia menyalahkan keputusan yang   telah dibuatnya saat itu. 
“Kamu beruntung, sudah memiliki segalanya,   apalagi yang ingin kau cari ?” tuturnya saat mereka bicara di kursi   rapuh di ujung koridor. “Apa tidak boleh…jika aku ingin lebih beruntung   lagi dengan memilikimu?” ujar pria itu tanpa nada bersalah. Saat itu ia   hanya berfikir tidak mungkin, ia tidak mau menjdi orang ketiga,   idealismenya mengatakan ia tak akan menyakiti orang lain dengan ulahnya.   dan meyakinkan hatinya bahwa apa yang akan mereka jalani sebuah   penentangan terhadap prinsip yang ia pegang.
Angin masih bertiup   ketika satu persatu butiran hujan mulai turun, dan hinggap di atas daun   akasia, menari sejenak sebelum meluncur di tulang daun kemudian jatuh   membentuk butiran kristal melubangi tanah. Ia benar-benar kaget, ketika   seseorang menyapanya. Seperti sebuah mimpi pria di masa lalu itu kini   ada dan berdiri persis di depan hidungnya. Ia mencubit   lengannya,”aw..sakit” rintihnya lirih..
”Apa kabar …? Lelaki itu   mengulurkan tangannya. Suara itu menyapanya lembut, dengan senyum dan   kerlingan mata khas yang tak akan pernah bisa ia lupakan. ”baik..!”   agak kikuk ia mennyambut tangan itu untuk berjabatan, cepat sekali dan   mereka telah bicara, dan kekakuan mulai mencair. 
Hanya beberapa   percakapan formal, dan itu berlangsung tidaklah lama. Karena laki-laki   itu harus segera pergi.” Aku tidak pernah bercanda dengan apa yang   pernah kuucapkan, dari dulu sampai sekarang aku masih menyimpan rasa   sayang yang begitu kuat untukmu” ungkapnya. Ia hanya terdiam, tak ada   yang bisa menebak bagaimana perasaannya saat itu.
hatinya benar-benar   hampa. Ia sempat melambaikan tangan dengan lemah saat pria itu dengan   berlari kecil memasuki mobilnya. Ia tak akan pernah mampu untuk   melukiskan bagaimana rasa yang sebenarnya terhadap pria itu.
Ia berjalan gontai,   sesaat ia harus berhenti berfikir tentang pertemuan tak terduga itu. Ia   melangkahkan kakinya menuju ke sebuah ruangan. Menemui beberapa orang   untuk membantu menyelesaikan segala urusan. setelah semuanya selesai ia   kembali ke pelataran parkir. Mobil melaju membelah derasnya hujan,   melewati celahnya yang tanpa ruang. Bunyi gemericik hujan  terdengar  jelas saat jatuh menimpa atap, sebelum meleleh ke badan mobil  dan  membentuk garis-garis paralel dari kaca dan jendela. Cukup  lama, sebelum  akhirnya ia sampai juga di rumah.
Hari-hari berlalu   setelah kejadian di kampus itu. Pertemuan itu hanya sesaat, tetapi   merubah alur hidupnya. Hatinya kini tengah berbunga, ia seperti anak ABG   yang sedang dilanda asmara. Padahal ia tahu itu semua semu. Pertemuan   itu membawa mereka pada titik awal dimulainya sebuah perselingkuhan. Ya   perselingkuhan hati yang berjarak.
Novel epik karya   Chimamanda Ngozi Adichie yang tengah dibacanya memberinya inspirasi   untuk menuliskan sebuah puisi. meresapi setiap penggalan kalimat yang   kaya makna. Berkali-kali ia coba dan akhirnya puisinya pun tercipta.
 “Cinta  empat persegi, Ada aku dan kekasihku,
Ada kamu dan kekasihmu… “
Ia  membaca kembali  puisi yang baru saja ia tulis dalam diarynya. Puisi itu  jadi terasa  nyata. Seperti sebuah penggambaran diri tentang kisah yang  kini mereka  jalani. Ya tentu saja, karena ia akan menuliskan puisi  seperti apa yang  ada dalam perasaannya. Kini ia tercengang,  ia kembali memikirkan pria  itu. 
Semuanya serba terlanjur,  terlanjur membiarkan dia datang kembali  dalam hidupnya, terlanjur  membawanya masuk ke dalam mimpi-mimpi  malamnya nan indah, terlanjur  memberikan paruhan hati untuk dibawanya  pergi, terlanjur memenuhi  kebutuhan yang tak waras untuk terus  memilikinya setiap saat. 
Ia kembali  bertanya, “apakah ini cinta…? atau  mungkin hanya rasa penasaran yang  diselimuti kekaguman semata?” karena  dia begitu tinggi, dan sulit untuk  dijangkau. Ia tak pernah tahu  jawabannya. Ia membenamkan dirinya dalam  lingkaran cerita yang tak  pernah usai.
Ia lelah,  membiarlan  hatinya terbelah dan memberikan kepada seseorang yang juga  tak memiliki  hati yang utuh untuknya. Ia mengabaikan sesuatu yang tak  seharusnya ia  abaikan. Memalingkan wajah dari kekasih yang sebenarnya.  Kekasih yang  sangat dicintainya dengan segala yang ada pada dirinya.  Kekasih yang  telah menemani hidupnya dalam beberapa tahun terakhir ini. 
Tetapi  dia…kekasih semu itu, juga begitu berharga untuknya. Ia  mencintainya,  entah sebesar apa iapun tak sanggup mengukurnya. Yang ia  tahu hatinya  selalu di balut rindu yang begitu lembut. Mengingatnya  membuat seluruh  tubuhnya menjadi tentram. 
Tak tahu apa yang  diinginkannya dari hubungan  itu. Alam sadarnya seringkali mengatakan  bahwa ia tak akan pernah bisa  memilikinya utuh, menanti waktu untuk bisa  bersamanya juga sesuatu hal  yang mustahil. Ia akan begitu tercengang  dengan kehidupan lelakinya  itu. Hari-harinya terlalu sibuk, dan melaju  dengan sangat cepat, dan  akan selalu begitu selamanya. Ia tahu ia akan  tertinggal jauh. Bahkan  terkadang ia sangat takut.
Mereka di kota yang   berbeda, tentu saja pertemuan secara fisik tak pernah ada. Satu-satunya   pertemuan yang akan selalu menjadi kenangan manis mereka adalah.   Pertemuan singkat di kampus waktu itu. Namun jarak tak membuat hati   mereka menjadi jauh, sepertinya telah terikat dengan sangat kuatnya. Ia   akan menikmati setiap debaran halus di dadanya saat mereka bicara di   telephon. Ia juga membiarkan dirinya hanyut dalam khayalan indah yang   sering dituliskan lelakinya lewat sebuah pesan singkat. Seolah semuanya   akan menjadi nyata. Kini ia terbiasa menjalani hari untuk menunggu  kabar  lelakinya. 
Sesuatu yang sangat menggairahkan hidupnya. Namun  terkadang  ia juga khawatir, rasa yang indah dalam dirinya akan segera  hilang jika  waktu mempertemukan mereka. Ia tak bisa membayangkan  kalau-kalau ia  kehilangan pesona sosok lelakinya itu. Ia tak berharap  perasaan ini  adalah sebuah kekaguman saat jauh, cinta yang hanya akan  datang bila  mereka berjarak.
Suatu kali ia ingin   berhenti. Keluar dan pergi meninggalkan lelakinya. Tetapi ia tak bisa,   lelakinya akan selalu meyakinkan dirinya cinta mereka selamaya. Dan ia   akan selalu percaya. Mereka akan dipertemukan entah kapan, ia tidak   tahu. Kini ia hanya ingin menjalani, bagaimana akhir cerita kisah mereka   ia juga tak ingin menebaknya. Biarkan saja ia akan menikmati cinta   empat persegi ini. Walaupun akhirnya ia hanya akan memiliki lelakinya   dalam angan dan mimpi.
Sobat,…
terimakasih  atas ceritanya yang memberi inspirasi
Padang January 2011 

 
cinta persegi empat ? hahahahahahahahaha...
BalasHapuscinta jajaran genjang kali ? hahahahahahaha
ada2 sj...
wkkkkkkkkkkkkk
BalasHapuscinta limas dan cinta lingkaran lebih serru bg Topeng wkkkkkkkkkkkk