Rabu, 09 November 2011

Ketika Teman Tak Lagi Bisa Dipercaya



Pernahkan anda mempunyai seorang teman, yang kepadanya anda selalu berbagi. Tidak hanya kebahagiaan, namun juga rasa sedih yang menggenang dalam hati. teman mungkin adalah segalanya buat anda. Dan begitu juga bagi saya. 

 Hidup ditengah-tengah dunia yang sudah gila ini, membuat anda akan sering tersandung masalah. Berbagai bentuk ketidaknyaman akan anda rasakan. Yang semuanya membuat anda mencari seseorang sebagai tempat berkeluh kesah. Lalu kita memilih seseorang untuk dijadikan teman, berharap ia kan menjadi pendengar yang setia, yang siap memberikan jalan keluar untuk masalah yang kita hadapi. Setidaknya senyum tulus yang diberikannya bisa juga menjadi sumber kekuatan yang luar biasa.

Tapi pernahkah anda mendapatkan kekecewaan malah dari teman yang anda percaya? Tentu saja pernah, karena kita semua pasti pernah dibohongi sahabat sendiri. Dikhianati dengan cara yang kejam bahkan. Anda mungkin telah menganggapnya saudara, karena begitu percaya terhadapnya anda tak lagi sungkan untuk bercerita sesuatu yang seharusnya tak pantas untuk anda katakana kepadanya.

Saat mendengar anda bicara mungkin ia akan menunjukkan simpati yang besar, seolah-olah ia peduli pada anda, Sepertinya ia juga sangat terluka dengan derita anda. Tapi anda tahu apa yang setelah itu dilakukannya? Ia pergi membawa cerita anda. Dan mencari lagi orang lain untuk mengulang cerita itu, tentu saja dengan versi yang berbeda, dengan emosi yang dibuat-buatnya. Atau bahkan bersorak dengan apa yang telah menimpa anda. Rasa kasihan yang tadi diperlihatkannya kepada anda hanya sebuah exspresi bohong belaka. Karena sebenarnya, ia malah tertawa dengan semua yang terjadi pada anda.

Tapi apakah semua perlakuan yang menyakitkan itu harus dibalas? Pengingkaran terhadap arti sahabat yang telah anda sematkan untuknya akan anda tarik kembali? Tidak perlu, Bagi saya terserah saja jika dia mau berbuat apa, saya tak akan membalasnya. Karena suatu saat ia juga akan merasakan akibat perbuatannya. Dan tunjukkan bahwa anda berjiwa besar dan tidak akan memberi ruang untuknya membiarkan diri anda menjadi bulan-bulanannya. 

Anda tak akan terpengaruh dengan semua penghianatannya. Karena cukuplah anda menilai saja, bahwa ia bukan orang yang tepat untuk menjadi teman sejati anda. Masih ada orang lain yang dengan ikhlas mau berteman dengan anda. Tunjukkan bahwa diri anda tanpa dirinya tak akan kesepian.

Tak ada gunanya menciptakan permusuhan yang pada akhirnya orang lainpun menjauhi anda. Peringatkan saja diri anda, bahwa mulai sekarang ak semua orang bisa anda percaya, meskipun dari balik kepolosan wajh dan keluguannya, karena secara tiba-tiba bisa saja anda tertipu olehnya. Berhati-hatilah dengan orang sekeliling anda. Bicara saja apa yang anda rasa perlu ntuk anda bicarakan. Karena ternyata tak semuanya seorang sahabat harus tahu apa yang terjadi pada anda.
Ditulis 28 Januari 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar