Selasa, 22 November 2011

Kekasih Pacarku

Gayanya seperti wanita masa kini. Modis dan sungguh sangat anggun. Jika diperhatikan hampir setiap kali bertemu ia selalu tampil menarik. Kecantikannya terpancar jelas dengan aura perempuannya yang cukup kental. Dan yang lebih menakjubkan lagi, dia sosok wanita yang cerdas, karena beberapa kali kulihat orang-orang bertanya banyak hal kepadanya.

Dengan gaya bicara yang cepat ia akan menjawab dan menjelaskan secepat cara ia berfikir. Aku sungguh kagum kepadanya. Tidak hanya itu, dia juga memiliki kepribadian yang menarik, sopan dan tampak sekali ia seorang terpelajar.

Aku jadi bertanya-tanya, sebagai seorang wanita apalagi yang kurang yang tak dimilikinya? Lalu pertannyaanku tidak hanya sampai di situ aku juga ingin tahu, siapakah laki-laki beruntung yang memikinya? Aku yakin pastilah ia akan sangat bahagia. Lama ku tatap sosok anggun yang bersahaja itu, rasa hati ingin mengenalnya lebih jauh. Sekedar ingin tahu bagaimana ia bisa menata rambutnya yang bergelombang hingga bisa diam dikepalanya. Atau cukup untuk menanyakan apa tidak takut jika alisnya yang dicukur habis itu tidak tumbuh lagi. Lalu sepanjang hidupnya ia hanya akan menggunakan pensil alis. Apa reaksi suaminya ketika bangun pagi melihat istrinya tanpa alis.

Rasa penasaran terus saja mengejar-ngejarku. Siapa sebenarnya wanita cantik itu. Aku melihatnya tersenyum, senyum yang tulus dan tidak dibuat-buat. Ia menyapa dengan bahasa yang tertata indah seolah ingin menunjukkan kepada semua orang bahwa ia wanita yang berkelas. 

Akhirnya aku mencaritahu lebih banyak tentangnya. Ternyata dugaanku bahwa ia bukan wanita biasa benar adanya. Dia seorang manager di sebuah perusahaan asing. Menyenangkan begitu tahu dirinya lebih banyak, dan alangkah senangnya jika bisa berteman dan berbagi pengalaman dengannya.

Gayung bersambut, pada suatu hari aku berkesempatan untuk mengenalnya lebih dekat. Dan kamipun bercerita tentang banyak hal. Sehingga kami menjadi dua sahabat. Setelah lama berteman dengannya, aku mulai mengenal kehidupan pribadinya. 

Seperti tersambar petir ternyata dia adalah istri tunanganku…antara percaya dan tidak. Kututup wajahku berharap ini berita bohong, tapi tidak ini nyata adanya. Aku tidak tengah bermimpi wanita itu adalah kekasih pacarku. Aku lemas, seketia duniaku menjadi gelap. Bayangan-bayangan kebahagiaan yang akan kujalani bersama kekasihku perlahan memudar.

Bagaimana mungkin aku bisa tertipu selama ini, dan aku tidak tahu sama sekali. Apa ini sebuah skenario Tuhan? Mempertemukan aku terus-menerus dengan wanita itu, wanita yang kini menjadi sahabatku. Bagaimana mungkin kami dicintai dan mencintai pria yang sama? Dan bagaimana bisa kekasihku tega menghianati wanita sebaik dia. 

Lalu bagaimana aku harus bersikap kini, melanjutkan pertemanan ini atau aku haraus membencinya. Tiba-tiba aku menjadi sangat lemah, aku merasa sendiri tercampakkan dan seolah tak berarti. Lama luka ini kubiarkan menganga. Sebelum kesadaranku kembali dan menerimanya sebagai sebuah takdir. 

Inilah hidup aku harus bersyukur bisa mengetahuinya lebih awal, sebelum semuanya berjalan jauh. Dengan mantap kuputuskan pertunanganku dengan lelaki itu, sembari berharap Tuhan akan mengirim seseorang yang lebih baik untukku. Aku akan menunggu saat itu datang.

*ditulis 14 Januari 2011
 

2 komentar: