Gayanya seperti  wanita masa kini. Modis dan sungguh sangat anggun. Jika diperhatikan  hampir setiap kali bertemu ia selalu tampil menarik. Kecantikannya  terpancar jelas dengan aura perempuannya yang cukup kental. Dan yang  lebih menakjubkan lagi, dia sosok wanita yang cerdas, karena beberapa  kali kulihat orang-orang bertanya banyak hal kepadanya.
 Dengan gaya  bicara yang cepat ia akan menjawab dan menjelaskan secepat cara ia  berfikir. Aku sungguh kagum kepadanya. Tidak hanya itu, dia juga  memiliki kepribadian yang menarik, sopan dan tampak sekali ia seorang terpelajar.
Aku  jadi bertanya-tanya, sebagai seorang wanita apalagi yang kurang yang  tak dimilikinya? Lalu pertannyaanku tidak hanya sampai di situ aku juga  ingin tahu, siapakah laki-laki beruntung yang memikinya? Aku yakin  pastilah ia akan sangat bahagia. Lama ku tatap sosok anggun yang  bersahaja itu, rasa hati ingin mengenalnya lebih jauh. Sekedar ingin  tahu bagaimana ia bisa menata rambutnya yang bergelombang  hingga bisa diam dikepalanya. Atau cukup untuk menanyakan apa tidak  takut jika alisnya yang dicukur habis itu tidak tumbuh lagi. Lalu  sepanjang hidupnya ia hanya akan menggunakan pensil alis. Apa reaksi  suaminya ketika bangun pagi melihat istrinya tanpa alis.
Rasa penasaran terus saja mengejar-ngejarku. Siapa  sebenarnya wanita cantik itu. Aku  melihatnya tersenyum, senyum yang tulus dan tidak dibuat-buat. Ia  menyapa dengan bahasa yang tertata indah seolah ingin menunjukkan kepada  semua orang bahwa ia wanita yang berkelas. 
Akhirnya aku mencaritahu lebih banyak tentangnya. Ternyata dugaanku bahwa ia bukan wanita biasa benar adanya. Dia  seorang manager di sebuah perusahaan asing. Menyenangkan begitu tahu  dirinya lebih banyak, dan alangkah senangnya jika bisa berteman dan  berbagi pengalaman dengannya.
 Gayung bersambut, pada suatu hari aku  berkesempatan untuk mengenalnya lebih dekat. Dan kamipun bercerita  tentang banyak hal. Sehingga kami menjadi dua sahabat. Setelah lama  berteman dengannya, aku mulai mengenal kehidupan pribadinya. 
Seperti  tersambar petir ternyata dia adalah istri tunanganku…antara percaya dan  tidak. Kututup wajahku berharap ini berita bohong, tapi tidak ini nyata  adanya. Aku tidak tengah bermimpi wanita itu adalah kekasih pacarku.  Aku lemas, seketia duniaku menjadi gelap. Bayangan-bayangan kebahagiaan  yang akan kujalani bersama kekasihku perlahan memudar.
 Bagaimana mungkin  aku bisa tertipu selama ini, dan aku tidak tahu sama sekali. Apa ini  sebuah skenario Tuhan? Mempertemukan aku terus-menerus dengan wanita  itu, wanita yang kini menjadi sahabatku. Bagaimana mungkin kami dicintai  dan mencintai pria yang sama? Dan bagaimana bisa kekasihku tega  menghianati wanita sebaik dia. 
Lalu bagaimana aku harus bersikap kini,  melanjutkan pertemanan ini atau aku haraus membencinya. Tiba-tiba aku  menjadi sangat lemah, aku merasa sendiri tercampakkan dan seolah tak  berarti. Lama luka ini kubiarkan menganga. Sebelum kesadaranku kembali  dan menerimanya sebagai sebuah takdir. 
Inilah hidup aku harus bersyukur  bisa mengetahuinya lebih awal, sebelum semuanya berjalan jauh. Dengan  mantap kuputuskan pertunanganku dengan lelaki itu, sembari berharap  Tuhan akan mengirim seseorang yang lebih baik untukku. Aku akan menunggu  saat itu datang.
*ditulis 14 Januari 2011 
 
ceritanya singkat, tapi kena banget... nice story :-)
BalasHapusTerimakasih telah mampi Abah :)
BalasHapussalam hangat