Jumat, 18 November 2011

Siapa yang Lebih Populer…Ayah atau Bunda ?

Menjadi orang tua teladan merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi setiap pasangan. Setiap kita pastilah menginginkan bisa menjadi orang tua yang baik untuk anak-anak. Selalu berusaha memberikan yang terbaik semaksimal mungkin. Baik itu kasih sayang, perhatian cinta dan materi yang di dalamnya mencakup seluruh kebutuhan sang anak. Mulai kebutuhan primer, sekunder maupun kebutuhan akan barang-barang mewah.

Biasanya kebutuhan primer  adalah tanggungjawab seorang ayah. Ayahlah yang mencari nafkah untuk anak-anak dan istrinya. Tanggung jawab ini seringkali membuat ayah menjadi orang yang paling sibuk dalam keluarga, sehingga waktunya dengan anak-anak hanya sedikit. Bagi seorang ayah teladan waktu yang sempit itu akan dimanfaatkan semaksimal mungkin. Ayah yang baik akan lebih mengutamakan kualitas kebersamaannnya bermain dengan anak-anak daripada kuantitasnya.



Ayah sadar sebagai seorang kepala keluarga tentulah ia yang akan menjadi panutan dan rule model bagi anak-anaknya. Sebagai ayah ia harus bisa menempatkan dirinya dengan tepat bersam anak-anak, kapan ia harus bersikap sebagai seorang ayah, kapan pula ia bisa menjadi teman atau kawan bagi anak-anaknya. Meskipun tugas mendidik anak lebih dominan diperankan oleh Ibu. Namun bukan berarti ayah lepas tangan dan menyerahkan sepenuhnya tanggungjawab itu kepada Ibu. Karena ada nilai-nilai yang hanya bisa diturunkan ayah terhadap anaknya dan itu tidak dimiliki sang Ibu.

Figure seorang ayah sebenarnya juga sebagai seorang pendidik, penasehat, sumber perilaku bijak dan budi pekerti luhur. Pemberi rasa aman bagi anak-anaknya serta pengatur hubungan baik dalam keluarga. Jika ini dipadukan dengan peran ibu yang penuh kasih sayang maka keharmonisan dalam keluarga itu akan tercipta.
Meskipun secara kualitas ibu memiliki waktu lebih banyak dengan anak-anak. Namun hal ini tidak serta merta bisa membuat anak-anak lebih dekat kepada ibunya. Karena bisa saja sebaliknya, dengan waktu yang singkat yang diberikan sang ayah. Anak-anak bisa merasakan kedekatan yang lebih kepada ayah mereka dibanding kepada ibunya.

Suatu kali seorang sahabat bercerita kepada saya. Ada acara keluarga yang akan diadakan kantor tempat suaminya bekerja Sementara ia adalah seorang ibu yang juga  bekerja di luar rumah, biasanya disetiap hari kerja anak-anak di asuh oleh seorang pengasuh. Dan hari libur anak-anak baru tinggal bersama kedua orangtuanya. Teman saya mengatakan

” Saya malas ikutan acara keluarga seperti ini’ ujarnya. Saya tanya “Kenapa?”
dia menjawab ” Saya ga bisa menikmati acaranya, karena saya sibuk ngurusin anak. Sementara anak saya ga mau main sama Bapaknya. Maunya dekat saya terus.”

Saya hanya diam mendengarnya karena saya tidak ingin menanyakan lebih jauh kenapa itu bisa terjadi. Saya hanya mencoba membuat analisa sendiri, mungkin saja suami teman saya itu tidak berusaha membangun komuniksi yang baik dengan anak-anakny. Sehingga yang tertanam dalam diri anak adalah AYAH seorang yang galak dan pantas untuk ditakuti.

Atau mungkin saja ia mendidik dengan cara yang keras bukan dengan lemah lembut, sehingga ia tidak mempunyai kekuasaan yang lebih untuk menguasai hati anak-anaknya. Karena sebenarnya dengan memberikan kasih sayang yang tulus kepada anak-anak, kita bisa memiliki hati anak-anak sepenuhnya. Mereka tidak merasa perlu takut ketika berhadapan dengan kita. Tetapi tetap merasa pantas untuk menerima hukuman ketika mereka melakukan sebuah kesalahan.

Keesokan harinya, pada acara tersebut, saya mencoba memperhatikan anak teman saya itu. Dan ternyata yang dikatakan kepada saya kemaren itu benar. Anaknya tidak mau diajak bapaknya, saya jadi kasihan juga dengan teman saya. Sepanjang acara itu ia hanya sibuk mengurusi anak lelakinya yang berumur 4 thn itu. Dan saya juga jadi ingat anak saya.

Karena sibuk melihat teman saya dan anaknya, saya lupa kalau saya datang juga bersama kedua anak saya. Setelah saya cari-cari ternyata mereka sedang asyik main kejar-kejaran bersama Ayahnya. Lalu saya tersenyum, setidaknya saya lega. Karena hari ini saya bisa sedikit bebas. Karena anak-anak terlihat senang menghabiskan waktu bersama ayahnya. Dan ternyata selain saya adalagi seorang ibu yang juga memperhatikan kegembiraan ayah dan anak-anak saya itu. Sambil mencubit lengan saya si Ibu itu berkata

” Kayaknya bunda kurang populer deh di rumah …!”
“he he…” saya hanya tertawa. Dan bertanya dalam hati yang populer siapa…Ayah..atau Bunda..? Ahh saya tidak tahu, sambil berlalu dan menikmati meriahnya acara malam itu.
Dan kini saya tanyakan pada anda..Siapa yang lebih populer diantara anda berdua?

*Ditulis, 25 Januari 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar